Pukul 7.30 keluar rumah diantar beat yang melaju kencang.
Kurang lebih 08.00 sampai di SMPN 2 GT melihat siswa dan guru semua sibuk
bersih2 lingkungan persiapan UN hari senin besok. Kontak kuambil langsung ambil
gambar beberapa kali di tempat berbeda ckrik ckrik...! Langsung menuju rauang
guru sambil mengambil gambar diruangan yg kebetualn ada 2 guru yang sedang
beraktivitas ga tau apa yang dikerjakan. Untuk mendapatkan informasi yang
akurat sayapun minta berkas persiapan UN kepada waka kurikulum. Beberapa data
saya ambil gambarnya untuk dokumen, Merasa blm cukup sypun mengajak waka
kurikulum untuk melihat kesipan ruang kelas untuk UN dan beberapa tempat saya
ambil gambarnya. Alahamdulillah persiapan 80% OK. Tidak lebih dari 20 menit sy
sayapun kabur menuju seklah lain.
Tibalah saya di SMP 17 GT suasananya tiadak jauh berbeda
dengan sekolah sebelumnya, siswa dan guru sibuk membersihkan lingkungan
sekolah. Langkah kaki menuju kantor yang saya jumpai kepala sekolah dan seorang
guru sedang duduk santai karena ruangnya sudah sangat rapi. Kuberi salam sambil
mengambil gambar 2 kali. Berjabat tangan dengan kepala sekolah sambil
menanyakan kabar sang kepala sekolah. Bukan sekedar basa-basi, saya langsung
menanyakan beberapa persiapan ADM UN. Kepala sekolahpun minta salah satu guru
menunjukkannya. Tanpa sepengetahua saya, kepala sekolah masuk ruangan pengawas
UN. Sayapun akhirnya membuntutinya dan wow...! bangkunya belum ditata. Saya
minta kasek agar hari ini semua sudah siap. Bergegas ke ruang UN saya menjumpai
siswa sedang ngepel ruangan dan teras yang didampingi Bu guru. Ruangan lain sudah tertata rapi dan
bersih. Akhirnya sayaun mohon pamit, dan
melaju kencang...
Tiba di SMPN 3 GT berbarengan kaseknya yang baru dari kantor
Disdikbu. Kaseknyapun menyapa, “Baru datang pak?” sebenernya jelas tahu wong
datangnya bareng he he. Didamping kasek saya masuk ruang TU yang sedang penuh
dengan gutu dan TU mempersiapkan ADM untuk UN.
Ckrik ckrik saya ambil gambar merekan dan beberapa ADM yang telah
selesai merekan kerjakan. Kata kepala
sekoalh “ awas ada sidak he he he...dan salah satu guru ada yang nyletuk “datang
kok gak ketok2 pintu he he “ dalam hati saya kalau ngetoknya pakai tangan
eman-eman tanagnnya pak Anjas...! he he. Tak lama kemudian saya ajak pak anjas
untuk memeriksa ruang pengawas dan sudah rapi bahkan saya ambil gambar 3 guru
biar narsis dulu xixixi. Langsung menuju
ruang UN, “masih ada beberapa meja yang harus ditata ulang pak Anjas” . Setelah
memberikan pengarahan sedikit tentang persiapan langsung pamitan kasek sambil
minta minum air kemasan. Langsung kabur
lagi menuju SMP Muh GT.
Tiba di sekolah sunyi dan sepi, saya masuk kantor memberi
salam sambil ambil gambar tempat yang sudah tersusun rapi ternyata ada yang
menjawab salam seorang bapak guru. Minta data2 beliau tdk tahu akhirnya saya
mencari di ruang kelas untuk UN. Di sana saya jumpai seorang laki2 tinggi besar
sedang memasang gembok pintu UN. Saya sapa namun sepertinya belum kenal saya,
saya permisi untuk ambil gambar ruangan sebelahnya dan kembali lagi ke kantor
untuk memastikan kesiapan ADM UN. Tak lama kemudian guru yang di kantor call TU
dan selang waktu sebentar beliau dah datang dan menunjukkan semua ADM dan
kelengkapan UN. Setelah Ok sayapun permisi melanjutkan perjalanan ke SMPN 3
Negerikaton.
Lebih kurang pukul 10.30 sampai di tempat, lingkungan sudah
bersih dan semua siswa sudah tidak ada di tempat. Seperti biasanya salam tidak pernah ketinggalan
dan disambut beberapa guru yang ada di kantor.
Seperti sekolah lain ADM UN semua saya periksa. Setelah selesai langsung
ke ruang UN dan semua sudah tertata rapi. Saat itu ketemu guru bahasa Inggris
yang belum pernah ketemu dengan saya kebetulan guru baru dan setiap saya
kesekolah beliau preles, baru kali ini ketemu. Saya diajak melihat sebuah
rancangan Lab bahasa inggris yang selama ini belum pernah saya temukan. Guru
bahasa inggris ini mengatakan bahwa ramuan lab rancangannya ini diilhami ketika
beliau di Pare. Ujug2 ada bu guru yang meminta saya kekantor karena dah
disiapin hidangan ringan (tapi bukan kapas, bukan gabus he he). Sayapun nurut
dan mencicipi (eh bukan mencicipi tapi
melahap ha ha ha) hidangan itu sambil minum teh. Waka kurikulumpun bertanya beberapa hal yang tdk terkait dengan UN. Beberapa
pengarahan dan materi saya sampaikan
kepada beliau dan saya minta untuk menyiapkan flashdrive untuk menyimpannya.
Saat sedang sharing datang seseorang yang umurnya kira-kira dah 50 th datang
dan memberi salam, dikira saya kepala sekolahnya ha ha ha. Saya jawab ada apa
pak sambil menengok ternyata saya sering ketemu beliau di beberapa sekolah lain
waktu lalu. Melihat saya bukan kepal
sekolahnya beliau menemui waka humas, ga tau apa yang dibicarakan tapi
terdengan lirih “maaf pak kami tidak punya kebijakan mengeluarkan uang, dan bla
bla bla” dalam hati saya “Bukanya membantu malah....!”. Merasa sudah cukup
sayapun pamitan dan saat pulang berbarengan tapu bapak-bapak tadi. Saat itu
terjadi sesuatu ya....! gimana gitu, jadi gak enak. Beat sudah tidak bisa direm
langsung melaju kencang menuju sekolah negeri yang lain.
Tiba di sana sudah sepi sekali tapi bukan salah mereka. Ada
seorang laki2 yang sedang ngepel teras kantor dan saya memberikan salam
meskipun dijawabnya “kecut” munkin saya dikira seperti orang yang datang di
SMPN 3 tadi karena jaket dan helm saya belum saya lepas. Setelah helm saya
lepas saya masuk kantor tanpa melepas jaket. Saya menanyakan beberapa persiapan
UN dan dijawabnya dia kurang mengerti dan suruh bertanya kepada bapak2 di atas paroh baya. Saking seringanya saya ke sana he he he,
bapak ini tidak mengenal saya yang memang selam ini belum pernah ngobrol sama
beliau. Saya minta dibukanan pintu ruangan UN dan saya ambil gambar. Tak lama
kemudia saya call salah satu eh salah dua guru di sekolah itu dan memberikan
pengarahan agar segera di atur mejanya sesuai dengan yang saya sarankan. Sambil
guyonan saya tunggu info untuk merapikan ruangan. Sayapun melanjutkan ke SMPIT.
Tiba disana ramai anak pondok tapi tidak ketemu guru, akhirnya
salah satu ustadnya menemui saya. Saya tanyakan ADM UN tidak tahu, saya call
kaseknya tidak diangkat. Saya minta diantar masuk ruangan UN di lantai 2
alhamdulillah sudah siap semua. Ustadpun mengantarkan saya ke pondok putri
untuk melihat persiapan UN di sana. Tiba di sana rasanya ga enak karena yang kelihatan
Cuma santri putri semua (ya namanya pondok putri he he). Selesai memeriksa ruangan akhirnya saya
pulang karena tidak ketemu guru ataupun kasek. Saat dzuhurpun telah tiba dengan ditandai kumandang
azan di setiap masjid.